Zaman Modern (Abad 17-18 M)
Setelah Galileo,
Fermat, Pascal dan Keppler berhasil mengembangkan penemuan mereka dalam ilmu,
maka pengetahuan yang terpencar-pencar itu jatuh ke tangan dua sarjana yang
dalam ilmu modern memegang peran yang sangat penting. Mereka adalah Isaac
Newton (1643-1727) dan Leibniz (1646-1716). Di tangan dua sarjana inilah,
sejarah ilmu modern dimulai.
Newton, sekalipun ia
menjadi pimpinan sebuah tempat pembuatan uang logam di kerajaan Inggris, ia
tetap menekuni dalam bidang ilmu. Lahirnya teori gravitasi, perhitungan
calculus, dan optika merupakan karya besar Newton. Teori gravitasi Newton
dimulai ketika muncul persangkaan penyebab planet tidak mengikuti pergerakan
lintas lurus, apakah matahari yang menarik bumi atau antara bumi dan matahari
ada gaya saling tarik menarik.
Persangkaan tersebut
kemudian dijadikan Newton sebagai titik tolak untuk spekulasi dan
perhitungan-perhitungan. Namun hasil perhitungan itu tidak memuaskan Newton,
semua persangkaan dan perhitungan lalu ditangguhkan. Baru kira-kira 16 tahun
kemudian soal itu ditanganinya lagi, setelah ia berhasil mengatasi beberapa hal
yang ada pada awal penyelidikan belum disadarinya. Teori gravitasi memberikan
keterangan, mengapa planet tidak bergerak lurus. Sekalipun kelihatannya tidak
ada pengaruh yang memaksa planet harus mengikuti lintasan elips. Sebenarnya,
pengaruhnya ada, tetapi tidak dapat dilihat dengan mata dan pengaruh itu adalah
gravitasi yaitu kekuatan yang selalu akan timbul jika ada dua benda yang saling
berdekatan.
Berdasarkan teori
gravitasi dan perhitungan-perhitungan yang dilakukan oleh Newton, dapat
diterangkan lah dasar dari semua lintasan planet dan bulan, pengaruh pasang air
samudra dan lain-lain peristiwa astronomi, justru dalam lapangan astronomilah
ketepatan teori gravitasi makin meyakinkan, sehingga tidak ada lagi yang tidak
percaya tentang adanya gravitas.
Perhitungan calculus
atau yang disebut juga diferensial/integral oleh Newton di Inggris dan Leibniz
di Jerman terbukti sangat luas gunanya untuk menghitung bermacam-macam hubungan
antara dua atau lebih banyak hal yang berubah, bersama dengan ketentuan yang
teratur. Misalnya, kecepatan planet mengelilingi matahari yang berbeda-beda
sepanjang lintasan, menemukan maxima dan minima dari suatu kurva, menemukan
tambahan luas lingkaran bila radius berubah sedikit sekali dan lain sebagainya.
Setelah Calculus ditemukan banyak sekali perhitungan dan pemeriksaan ilmu dapat
diselesaikan, sebelumnya tinggal problematic saja. Tanpa calculus, ilmu
matematika, tidak dapat berkembang seperti sekarang ini.
Penemuan ketiga yang
mendasari ilmu alam adalah pemeriksaan Newton mengenai cahaya dan lazim disebut
optika. Dengan mempertimbangkan bahwa cahaya masuk melalui lensa, sedangkan
bagian perifer lensa mendekati bentuk prisma, sehingga cahaya perifer terbias
menjadi pelangi yang disebut chromatic aberration, maka Newton membuat
telescope tanpa lensa, ia menggunakan cermin cekung yang berdasarkan pemantulan
cahaya sehingga tidak terjadi pembiasan.
Joseph Black
(1728-1799) dikenal sebagai pelopor dalam pemeriksaan kualitatif, ia menemukan
gas CO2. Ia melakukan pemanasan terhadap kapur. Hawa yang keluar kemudian
dialirkan melalui air kapur yang sudah disaring terlebih dahulu. Pada
waktu hawa yang keluar dari kapur mengalir, maka air kapur yang jernih menjadi
keruh. Demikian pula Henry Cavendish (1731-1810) memeriksa gas yang terjadi
jika serbuk besi disiram dengan asam dan menghasilkan hawa yang dapat
dinyalakan. Sarjana lain, seperti Joshep Prestley (1733-1804) menemukan sembilan
macam hawa No dan Oksigen yang antara lain dapat dihasilkan oleh tanaman.
Oksigen ini dapat menyegarkan hawa yang tidak dapat lagi menunjang pembakaran.
Antonine Laurent Lavoiser (1743-1794) jadilah sarjana yang meletakkan dasar
ilmu kimia yang kita kenal sekarang.
Berdasarkan penemuan
Black, Cavendish Priestley, dan lainnya, Loveise melaksanakan percobaan yang
didasarkan pada timbangan bahan-bahan sebelum dan sesudahnya percobaan. Dengan
demikian ia mulai menggunakan pengukuran dalam lapangan kimia, dengan kata lain
ia meninggalkan percobaan yang hanya bersifat kumulatif dan berpindah ke lapangan
yang bersifat kuantitatif.
Di samping perkembangan
ilmu kimia, zaman yang sama ditemukan bermacam-macam mesin tanpa ada dasar
ilmunya, melainkan atas dasar percobaan, misalnya mesin uap yang kemudian
mendasari kereta api, percobaan-percobaan listrik dan lain-lainnya,
penemuan-penemuan itu semuanya melandasi revolusi industri terutama di Inggris,
tetapi kemudian juga meluas di seluruh benua Eropa. Penemuan-penemuan empiris
tentang kekuatan uap dan penemuan lainnya kemudian dijadikan
percobaan-percobaan dalam laboratorium. Pemeriksaan itu akhirnya menghasilkan
hukum-hukum dan rumus empiris, yang mendasari perkembangan teoritis
selanjutnya.
Kalau penemuan ilmiah
kimia dan penemuan mesin-mesin pada awalnya tidak langsung mempunyai hubungan
dengan teori ilmu sebagaimana dikembangkan oleh Galileo dan lain-lain,
perkembangan ilmu setingkat lebih maju dari apa yang telah dicapai oleh
sarjana-sarjana yang telah disebut tadi.
Percobaan selanjutnya
dilakukan oleh J.L. Proust (1754-126) mengenai atom. Dalam analisis oxyda dari
berbagai logam. J.L Proust sampai kepada pendapat bahwa perbandingan
bahan-bahan yang ikut serta dalam proses tersebut selalu tetap, demikian pula
dengan sulfida dari logam. Demikian pula dengan John Dalton (1766-1844) yang
mendapatkan ilham untuk menetapkan kesatuan (a unit) untuk mencari keterangan
tentang perbandingan berat hydrogenium lawan atom lain-lainnya disebut berat
atom.
Sejak Dalton, teori tentang
atom terus dapat dipergunakan dalam lapangan ilmu kimia, juga oleh Frederich
Wohler untuk menemukan sintesis urea dalam tahun 1828. Pada sekitar tahun 1895,
Hendry Becquerel, suami istri Curie dan J.J,. Thomson menemukan radium, logam
yang dapat berubah menjadi logam lain, sedangkan Thompson menemukan electron.
Dengan penemuan itu, runtuhlah pendapat atau aksioma yang menyatakan bahwa atom
adalah bahan terkecil yang tidak dapat berubah dan bersifat kekal. Dengan
penemuan itu, mulailah ilmu baru dalam kerangka kimia-fisika, yaitu fisika
nuklir yang pada zaman sekarang dapat mengubah bermacam-macam atom.
Secara singkat dapat
ditarik sebuah sejarah ringkas ilmu-ilmu yang lahir saat itu. Perkembangan ilmu
pada abad ke-18 telah melahirkan ilmu seperti taksonomi, ekonomi, kalkulus dan
statistika. Di abad ke-9 lahir semisal pharmokologi, geofisika, geomorfologi,
palaentologi, arkeologi, logika matematika, mekanika kwantum, fisika nuklir,
kimia nuklir, radiobiologi, oceonografi, antropologi budaya, psikologi dan
sebagainya.
Sekitar tahun 1900-1914
terjadi berbagai perubahan berdasarkan teori kenisbian. Ada teori baru yang
mengatakan bahwa ruang dan waktu tidak lagi berpisah sebagaimana dipahami oleh
ahli fisika sebelumnya. Ruang dan waktu merupakan satu kesatuan mutlak untuk
memeriksa dan menerangkan semua peristiwa.
Perlu diketahui pula
bahwa pada zaman modern ini terjadi revolusi industri di Inggris, sebagai
akibat peralihan masyarakat agraris dan perdagangan pada abad pertengahan ke
masyarakat industri modern dan perdagangan maju. Pada abad inilah James Watt
menemukan mesin uap (abad ke-18), alat tenun dan Inggris menjadi penghasil
tekstil terbesar, kemudian diikuti Amerika serikat dan Jepang menjadi negara
industri.
Setelah abad ke-18
berakhir maka perkembangan ilmu modern selanjutnya, yaitu pada abad ke-19. Pada
abad ini penemuan yang dianggap sebagai penemuan abad tersebut adalah dengan
ditemukannya planet Neptunus. Sedang pada abad XX, secara garis besar terjadi
perkembangan yang sangat luas dalam berbagai bidang ilmu. Misalnya ilmu pasti,
kimia, fisika, kimia organik, astronomi, biologi dan fisika nuklir. Di
samping ilmu-ilmu yang jelas bersifat kuantitatif tersebut, berkembang pula
ilmu-ilmu yang permulaannya bersifat kualitatif, seperti ekonomi, psikologi dan
sosiologi. Perkembangan pesat dalam bidang astronomi pada abad XX ini seperti
ditemukannya planet terakhir yaitu Pluto (1930) setelah abad sebelumnya yaitu
abad XIX telah ditemukan planet Neptunus dengan didasari perhitungan yang
menggunakan sistem Newton. Dalam abad XX ini, pengetahuan diperluas. Kalau
dalam abad XIX tidak dapat diterangkan sumber energi matahari, sekarang dapat
diketahui bahwa energi tersebut terjadi berdasarkan perubahan atom, yang zaman
sekarang menjadi tenaga nuklir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar