Pada
kesempatan kali ini kita akan sama-sama membahas tentang bunga yang sudah tidak
asing lagi terngiang di telinga kita, yaitu bunga Edelweis, banyak juga
orang-orang menyebutnya dengan Everlasting Flower, simbol keabadian.
Pertama-tama kita akan membahas,
Apa Itu Bunga Edelweis?.
Apa Itu Bunga Edelweis?.
Bunga
Edelweis adalah bunga indah yang tidak semua orang bisa melihatnya karena bunga
ini tidak tumbuh di sembarang tempat, dia hanya tumbuh di atas tanah yang
memiliki dataran tinggi, minimal di atas seribu MDPL.
Jadi,
apabila kita hendak menemui bunga indah yang satu ini, kita dituntut untuk
melakukan perjalanan menanjak terlebih dahulu, setelah cape, badan lemas dan
merasa dahaga, barulah kita diizinkan untuk bercengkrama dengan bunga Edelweis.
Bukan hanya
itu yang membuat bunga ini terasa sangat istimewa, berjalan menanjak sampai
cape tidak menjamin kamu menemui bunga abadi ini, karena hanya pada
gunung-gunung tertentulah kita bisa mencium hamparan bunga Edelweis. Di
Indonesia sendiri bunga Edelweis hanya tumbuh di Gunung Gede, Pangrango,
Papandayan dan Malabar, pada tanah yang berada di dataran tinggi, berkapur atau
pasir dan memiliki keasaman tanah 4 sampai 7.
Keren,
indah, tantangan dan langka adalah empat kata dari saya untuk menggambarkan
bunga Edelweis, meskipun begitu, tentunya hal seperti itu tidak akan menjadi
masalah besar bagi para pendaki gunung seperti kita. Mendaki, menghadapi
tantangan, menembus alam liar dan kelelahan adalah harga yang seimbang supaya
kita bisa menikmati bunga abadi ini. Bahkan menurut para pendaki gunung, bunga
Edelweis adalah pelepas dahaga dan hadiah dari rasa lelah yang dialami.
Mitos Bunga
Edelweis.
Saat kita
berbicara mengenai bunga Edelweis, kita tidak bisa membicarakan tentang
keindahannya saja, kita tidak bisa terlepas dari mitos yang terdapat pada bunga
Edelweis, karena memang, percaya tidak percaya, kekuatan mitos itu sangatlah
kuat.
Konon, bunga
Edelweis mampu membuat ikatan cinta yang ada pada dua orang manusia yang saling
mencintai menjadi sangat kuat dan cinta mereka menjadi abadi, sebagaimana bunga
Edelweis yang diartikan sebagai simbol kebadian.
Siapa saja
orang yang memetik dan memberikan bunga Edelweis kepada pasangannya, maka
jalinan cinta yang sedang Ia bangun dengan pasangannya akan abadi dan tidak mudah
berakhir. Karena mitos inilah para pendaki berbondong-bondong memetik dan
memberikan bunga langka ini kepada pasangan mereka. Pada akhirnya kita, para
pendaki gunung, dituntut dewasa dalam menyikapi mitos tersebut.
Bunga
Edelweis Adalah Salah Satu Korban Dari Tangan Jahil Para Pendaki Gunung.
Hasil dari mitos yang menghinggapi bunga indah ini adalah tindakan
para pendaki gunung yang jauh sekali dari moral pecinta alam, yakni, mereka
memetik bunga Edelweis dan memberikannya kepada sang pujaan hati.
Hingga pada
akhirnya, tindakan tangan-tangan jahil para pendaki gunung ini membuat bunga
langka ini semakin langka, mengurangi keindahan gunung dan membuat kesan bahwa
para pendaki gunung adalah lambang dari kehancuran alam raya.
Dari waktu
ke waktu, bunga ini semakin langka keberadaannya, bahkan beberapa waktu lalu Di
Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, bunga abadi ini dinyatakan punah dan pada
tahun 1988, dari bulan Februari sampai Oktober, tercatat ada 636 batang tangkai
yang sudah dipetik oleh tangan-tangan jahil. Angka yang fantastik bukan?.
Dari keadaan
seperti itu, siapa yang pantas bertanggung jawab, apakah mitos yang sudah
terlanjur tersebar di kalangan masyarakat kita atau para pemilik tangan jahil
yang tidak dewasa dalam menyikapi mitos tersebut?. Jawabannya terdapat pada
hati nurani kita masing-masing.
Bolehkah
saya mengutip sedikit pernyataan Alexander Supertramp tentang cinta, jika boleh
maka bunyinya seperti ini.
”Rasa
cintaku kepada manusia tidak pernah mengalahkan perasaan cintaku kepada alam.”
Yup, seorang
pecinta alam sejati tidak akan pernah mencintai manusia melebihi kecintaannya
kepada alam. Jika kamu setuju dengan pernyataan Alexander Supertramp, kamu
tidak akan pernah merusak alam, mencabut bunga Edelweis hanya untuk
membahagiakan manusia, mengorbankan keindahan alam demi manusia yang kamu
cintai.
Apakah lebih
bijaksana apabila kita percaya kepada apabila tuhan telah mentakdirkan seseorang
menjadi jodoh, maka tanpa bunga Edelweis pun kita bisa hidup bersama orang yang
kita cintai selamanya. Biarkan bunga Edelweis tumbuh, berkembang biak pada
tempat seharusnya, biarkan bunga Edelweis menjadi pelepas dahaga para pendaki
gunung, biarkan bunga Edelweis menjadi alasan banyak pendaki gunung merasa
bahagia setelah kelelahan dalam pendakian, biarkan dan biarkan.
Filosofi
Bunga Edelweis.
Bunga
Edelweis mengandung filosofi bahwa cinta sejati selalu membutuhkan pengobanan,
perjuangan, kesungguhan dan kedewasaan supaya kita bisa mendapatkan cinta
sejati dalam perjalanan kehidupan ini.
Pengupayaan
Melestarikan Bunga Edelweis.
Di balik
banyaknya berita yang menyedihkan tentang bunga Edelweis, bunga abadi ini,
ternyata ada kabar yang mampu membuat hati kita sedikit tersenyum.
Di wilayah
Gunung Dieng, daratan tinggi Jawa Tengah, para petani di sana membudidayakan
bunga Edelweis dengan cara menanamnya dari biji dan menyebarkan pertumbuhannya
di sekitar induknya. Hal ini dilakukan dalam upaya menyelamatkan bunga Edelweis
dari kepunahan.
Fakta dan
Sejarah Bunga Edelweis.
1. Walaupun
umumnya tidak mencapai 1 meter tingginya, namun sebetulnya, bunga Edelweis
mampu tumbuh sampai pada 8 meter dan memiliki batang induk sebesar kaki
manusia.
2. Bunga Edelweis pada umumnya berwarna putih, abu kehijauan dan putih kekuning-kuningan. Namun ada sebagian orang yang mengaku pernah menemukan bunga Edelweis dengan warna ungu, biru, dan merah. Soal kebenarannya, belum ada yang bisa memberikan bukti.
3. Bunga Edelweis mampu membuat banyak serangga sering berkunjung kepadanya, karena ada kurang lebih 300 jenis serangga yang menyukai bunga abadi ini.
2. Bunga Edelweis pada umumnya berwarna putih, abu kehijauan dan putih kekuning-kuningan. Namun ada sebagian orang yang mengaku pernah menemukan bunga Edelweis dengan warna ungu, biru, dan merah. Soal kebenarannya, belum ada yang bisa memberikan bukti.
3. Bunga Edelweis mampu membuat banyak serangga sering berkunjung kepadanya, karena ada kurang lebih 300 jenis serangga yang menyukai bunga abadi ini.
4. Kita bisa
menikmati keindahan bunga Edelweis sepnuhnya pada bulan Juli sampai bulan
September, karena bunga Edelweis mekar sepenuhnya pada bulan-bulan tersebut.
5. Bunga Edelweis tidak mengandung racun, bahkan beberapa ahli kesehatan percaya bahwa bunga abadi ini mampu mengobati sakit perut.
5. Bunga Edelweis tidak mengandung racun, bahkan beberapa ahli kesehatan percaya bahwa bunga abadi ini mampu mengobati sakit perut.
6. Alasan
kenapa bunga Edelweis bisa kita temukan hanya di dataran tinggi adalah karena
bunga abadi ini bisa tumbuh hanya dengan sinar matahari penuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar