Sabtu, 24 Desember 2016

Inilah Filosofi Bunga Edelweis, 83,7% Pendaki Tidak Mengetahuinya

Pada kesempatan kali ini kita akan sama-sama membahas tentang bunga yang sudah tidak asing lagi terngiang di telinga kita, yaitu bunga Edelweis, banyak juga orang-orang menyebutnya dengan Everlasting Flower, simbol keabadian. Pertama-tama kita akan membahas,
Apa Itu Bunga Edelweis?.
Bunga Edelweis adalah bunga indah yang tidak semua orang bisa melihatnya karena bunga ini tidak tumbuh di sembarang tempat, dia hanya tumbuh di atas tanah yang memiliki dataran tinggi, minimal di atas seribu MDPL.
Jadi, apabila kita hendak menemui bunga indah yang satu ini, kita dituntut untuk melakukan perjalanan menanjak terlebih dahulu, setelah cape, badan lemas dan merasa dahaga, barulah kita diizinkan untuk bercengkrama dengan bunga Edelweis.
Bukan hanya itu yang membuat bunga ini terasa sangat istimewa, berjalan menanjak sampai cape tidak menjamin kamu menemui bunga abadi ini, karena hanya pada gunung-gunung tertentulah kita bisa mencium hamparan bunga Edelweis. Di Indonesia sendiri bunga Edelweis hanya tumbuh di Gunung Gede, Pangrango, Papandayan dan Malabar, pada tanah yang berada di dataran tinggi, berkapur atau pasir dan memiliki keasaman tanah 4 sampai 7.
Keren, indah, tantangan dan langka adalah empat kata dari saya untuk menggambarkan bunga Edelweis, meskipun begitu, tentunya hal seperti itu tidak akan menjadi masalah besar bagi para pendaki gunung seperti kita. Mendaki, menghadapi tantangan, menembus alam liar dan kelelahan adalah harga yang seimbang supaya kita bisa menikmati bunga abadi ini. Bahkan menurut para pendaki gunung, bunga Edelweis adalah pelepas dahaga dan hadiah dari rasa lelah yang dialami.
Mitos Bunga Edelweis.
Saat kita berbicara mengenai bunga Edelweis, kita tidak bisa membicarakan tentang keindahannya saja, kita tidak bisa terlepas dari mitos yang terdapat pada bunga Edelweis, karena memang, percaya tidak percaya, kekuatan mitos itu sangatlah kuat.
Konon, bunga Edelweis mampu membuat ikatan cinta yang ada pada dua orang manusia yang saling mencintai menjadi sangat kuat dan cinta mereka menjadi abadi, sebagaimana bunga Edelweis yang diartikan sebagai simbol kebadian.
Siapa saja orang yang memetik dan memberikan bunga Edelweis kepada pasangannya, maka jalinan cinta yang sedang Ia bangun dengan pasangannya akan abadi dan tidak mudah berakhir. Karena mitos inilah para pendaki berbondong-bondong memetik dan memberikan bunga langka ini kepada pasangan mereka. Pada akhirnya kita, para pendaki gunung, dituntut dewasa dalam menyikapi mitos tersebut.
Bunga Edelweis Adalah Salah Satu Korban Dari Tangan Jahil Para Pendaki Gunung.
Hasil dari mitos yang menghinggapi bunga indah ini adalah tindakan para pendaki gunung yang jauh sekali dari moral pecinta alam, yakni, mereka memetik bunga Edelweis dan memberikannya kepada sang pujaan hati.
Hingga pada akhirnya, tindakan tangan-tangan jahil para pendaki gunung ini membuat bunga langka ini semakin langka, mengurangi keindahan gunung dan membuat kesan bahwa para pendaki gunung adalah lambang dari kehancuran alam raya.
Dari waktu ke waktu, bunga ini semakin langka keberadaannya, bahkan beberapa waktu lalu Di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, bunga abadi ini dinyatakan punah dan pada tahun 1988, dari bulan Februari sampai Oktober, tercatat ada 636 batang tangkai yang sudah dipetik oleh tangan-tangan jahil. Angka yang fantastik bukan?.
Dari keadaan seperti itu, siapa yang pantas bertanggung jawab, apakah mitos yang sudah terlanjur tersebar di kalangan masyarakat kita atau para pemilik tangan jahil yang tidak dewasa dalam menyikapi mitos tersebut?. Jawabannya terdapat pada hati nurani kita masing-masing.
Bolehkah saya mengutip sedikit pernyataan Alexander Supertramp tentang cinta, jika boleh maka bunyinya seperti ini.
”Rasa cintaku kepada manusia tidak pernah mengalahkan perasaan cintaku kepada alam.”
Yup, seorang pecinta alam sejati tidak akan pernah mencintai manusia melebihi kecintaannya kepada alam. Jika kamu setuju dengan pernyataan Alexander Supertramp, kamu tidak akan pernah merusak alam, mencabut bunga Edelweis hanya untuk membahagiakan manusia, mengorbankan keindahan alam demi manusia yang kamu cintai.
Apakah lebih bijaksana apabila kita percaya kepada apabila tuhan telah mentakdirkan seseorang menjadi jodoh, maka tanpa bunga Edelweis pun kita bisa hidup bersama orang yang kita cintai selamanya. Biarkan bunga Edelweis tumbuh, berkembang biak pada tempat seharusnya, biarkan bunga Edelweis menjadi pelepas dahaga para pendaki gunung, biarkan bunga Edelweis menjadi alasan banyak pendaki gunung merasa bahagia setelah kelelahan dalam pendakian, biarkan dan biarkan.
Filosofi Bunga Edelweis.
Bunga Edelweis mengandung filosofi bahwa cinta sejati selalu membutuhkan pengobanan, perjuangan, kesungguhan dan kedewasaan supaya kita bisa mendapatkan cinta sejati dalam perjalanan kehidupan ini.
Pengupayaan Melestarikan Bunga Edelweis.
Di balik banyaknya berita yang menyedihkan tentang bunga Edelweis, bunga abadi ini, ternyata ada kabar yang mampu membuat hati kita sedikit tersenyum.
Di wilayah Gunung Dieng, daratan tinggi Jawa Tengah, para petani di sana membudidayakan bunga Edelweis dengan cara menanamnya dari biji dan menyebarkan pertumbuhannya di sekitar induknya. Hal ini dilakukan dalam upaya menyelamatkan bunga Edelweis dari kepunahan.
Fakta dan Sejarah Bunga Edelweis.
1. Walaupun umumnya tidak mencapai 1 meter tingginya, namun sebetulnya, bunga Edelweis mampu tumbuh sampai pada 8 meter dan memiliki batang induk sebesar kaki manusia.
2. Bunga Edelweis pada umumnya berwarna putih, abu kehijauan dan putih kekuning-kuningan. Namun ada sebagian orang yang mengaku pernah menemukan bunga Edelweis dengan warna ungu, biru, dan merah. Soal kebenarannya, belum ada yang bisa memberikan bukti.
3. Bunga Edelweis mampu membuat banyak serangga sering berkunjung kepadanya, karena ada kurang lebih 300 jenis serangga yang menyukai bunga abadi ini.
4. Kita bisa menikmati keindahan bunga Edelweis sepnuhnya pada bulan Juli sampai bulan September, karena bunga Edelweis mekar sepenuhnya pada bulan-bulan tersebut.
5. Bunga Edelweis tidak mengandung racun, bahkan beberapa ahli kesehatan percaya bahwa bunga abadi ini mampu mengobati sakit perut.
6. Alasan kenapa bunga Edelweis bisa kita temukan hanya di dataran tinggi adalah karena bunga abadi ini bisa tumbuh hanya dengan sinar matahari penuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar