Terkait
dengan upaya meningkatkan input pendidikan (sekolah/madrasah) yang
diimplementasikan dalam bentuk rekrutmen siswa, subtansinya seharusnya adalah
bagaimana upaya kita untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya
kebutuhan pendidikan (sekolah) bagi putra-putrinya, terutama pendidikan agama
sebagai pondasi mental anak-anak di kehidupannya kelak. Bukan lagi hanya
sekedar mengarahkan harus ke sekolah/madarasah A atau B, apalagi kalau sampai kemudian
membuat propaganda mendikotomikan antara pendidikan agama dan pendidikan umum,
yang kemudian berefek saling mendiskriminasikan dengan berujar "jangan
masuk ke sekolah/madrasah A, ke madrasah/sekolah ini saja, sekolah/madrasah A
jelek, sekolah/madrasah A tidak punya prestasi apa2, dan lain sebagainya.
Oleh karena
itu, kembali kepada prinsip dasar akan kebutuhan pendidikan buat anak-anak atau
masyarakat pada umummnya, berikan kepada mereka (masyarakat) kecerdasan untuk
berfikir bagaimana memilih yang terbaik akan pemenuhan kebutuhan pendidikan
bagi anak-anaknya.
Lembaga
pendidikan, berupa sekolah/madrasah (SMP/MTs/SMA/SMK) adalah hanya
wasilah/wadah/jalan menuju harapan-harapan yang masyakarat inginkan/dambakan.
Kalaupun harus memilih lembaga pendidikan mana yang akan dijadikan tempat
membina (mendidik) anak-anak kita selain rumah? Tentu pertanyaan berikutnya
adalah, kebutuhan pendidikan apa yang harus diberikan kepada anak-anaknya agar
kelak kuat mental spiritual dan memiliki pengetahuan dan ketrampilan serta
sikap baik/akhlakkul karimah?
Jangan
paksakan masayarakat (apalagi kalau sampai diintimidasi) untuk memilih
sekolah/madrasah A/B, biarkan kepada mereka untuk menentukan pilihannya akan
kebutuhan pendidikan buat anak-anaknya, yg terbaik menurut mereka. Karena itu,
ketika kita memaksakan mereka atas kebebasan berfikir untuk menentukan pilihan
pendidikan buat anak-anaknya, sama artinya tidak menghargai hak-hak masyarakat
atas pilihannya, terlebih mencegah mereka ketika pilihan mereka didasarkan kepada
prinsip-prinsip pemenuhan kebutuhan pendidikan agama lebih penting dan mendasar
buat anak-anaknya (hingga pilihan mereka kemudian menempatkan anaknya di
lembaga pendidikan agama/madrasah).
Intinya
sekali lagi, lakukan dan tunjukkan yang terbaik yang ada dan yang kita mampu
dalam diri kita, sehingga menjadi sauri tauladan bagi masyarakat untuk bisa
menentukan sikapnya masing-masing tanpa ada paksaan dan tekanan.
Akhir dari
semua proses ini, adalah tujuan hidup mulia bagi manusia yaitu Keseimabangan
Hidup Di Dunia Dan Akhirat, dan salah satunya bisa dicapai melalui proses
pendidikan agama dan umum, imbalan dan balasan kebaikan/keburukan adalah buah
dari sebuah pilihan proses yang dijalankan oleh setiap dan masing-masing
individu, oleh karena itu celakalah bila kita ikut andil menanamkan
keburukan-keburkan atau persefsi buruk di tengah-tengah masyarakat, yang bisa
jadi itu berakibat buruk pula kepada kehidupan diri kita sepanjang hidup di
dunia bahkan terbawa ke akhirat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar