Sabtu, 24 Desember 2016

Pendidikan Adalah Kebutuhan dan Hak Semua Anak

Terkait dengan upaya meningkatkan input pendidikan (sekolah/madrasah) yang diimplementasikan dalam bentuk rekrutmen siswa, subtansinya seharusnya adalah bagaimana upaya kita untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kebutuhan pendidikan (sekolah) bagi putra-putrinya, terutama pendidikan agama sebagai pondasi mental anak-anak di kehidupannya kelak. Bukan lagi hanya sekedar mengarahkan harus ke sekolah/madarasah A atau B, apalagi kalau sampai kemudian membuat propaganda mendikotomikan antara pendidikan agama dan pendidikan umum, yang kemudian berefek saling mendiskriminasikan dengan berujar "jangan masuk ke sekolah/madrasah A, ke madrasah/sekolah ini saja, sekolah/madrasah A jelek, sekolah/madrasah A tidak punya prestasi apa2, dan lain sebagainya.
Oleh karena itu, kembali kepada prinsip dasar akan kebutuhan pendidikan buat anak-anak atau masyarakat pada umummnya, berikan kepada mereka (masyarakat) kecerdasan untuk berfikir bagaimana memilih yang terbaik akan pemenuhan kebutuhan pendidikan bagi anak-anaknya.
Lembaga pendidikan, berupa sekolah/madrasah (SMP/MTs/SMA/SMK) adalah hanya wasilah/wadah/jalan menuju harapan-harapan yang masyakarat inginkan/dambakan. Kalaupun harus memilih lembaga pendidikan mana yang akan dijadikan tempat membina (mendidik) anak-anak kita selain rumah? Tentu pertanyaan berikutnya adalah, kebutuhan pendidikan apa yang harus diberikan kepada anak-anaknya agar kelak kuat mental spiritual dan memiliki pengetahuan dan ketrampilan serta sikap baik/akhlakkul karimah?
Jangan paksakan masayarakat (apalagi kalau sampai diintimidasi) untuk memilih sekolah/madrasah A/B, biarkan kepada mereka untuk menentukan pilihannya akan kebutuhan pendidikan buat anak-anaknya, yg terbaik menurut mereka. Karena itu, ketika kita memaksakan mereka atas kebebasan berfikir untuk menentukan pilihan pendidikan buat anak-anaknya, sama artinya tidak menghargai hak-hak masyarakat atas pilihannya, terlebih mencegah mereka ketika pilihan mereka didasarkan kepada prinsip-prinsip pemenuhan kebutuhan pendidikan agama lebih penting dan mendasar buat anak-anaknya (hingga pilihan mereka kemudian menempatkan anaknya di lembaga pendidikan agama/madrasah).
Intinya sekali lagi, lakukan dan tunjukkan yang terbaik yang ada dan yang kita mampu dalam diri kita, sehingga menjadi sauri tauladan bagi masyarakat untuk bisa menentukan sikapnya masing-masing tanpa ada paksaan dan tekanan.
Akhir dari semua proses ini, adalah tujuan hidup mulia bagi manusia yaitu Keseimabangan Hidup Di Dunia Dan Akhirat, dan salah satunya bisa dicapai melalui proses pendidikan agama dan umum, imbalan dan balasan kebaikan/keburukan adalah buah dari sebuah pilihan proses yang dijalankan oleh setiap dan masing-masing individu, oleh karena itu celakalah bila kita ikut andil menanamkan keburukan-keburkan atau persefsi buruk di tengah-tengah masyarakat, yang bisa jadi itu berakibat buruk pula kepada kehidupan diri kita sepanjang hidup di dunia bahkan terbawa ke akhirat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar