Lorens Bagus memperkenalkan tiga
tingkatan abstraksi dalam ontologi, yaitu : abstraksi fisik, abstraksi bentuk,
dan abstraksi metaphisik.
·
Abstraksi fisik menampilkan keseluruhan
sifat khas sesuatu objek.
·
Abstraksi bentuk mendeskripsikan sifat
umum yang menjadi cirri semua sesuatu yang sejenis.
·
Abstraksi metaphisik mengetangahkan
prinsip umum yang menjadi dasar dari semua realitas. Abstraksi yang dijangkau
oleh ontologi adalah abstraksi metaphisik.
Sedangkan metode pembuktian dalam
ontologi oleh Laurens Bagus di bedakan menjadi dua, yaitu : pembuktian a priori
dan pembuktian a posteriori.
Pembuktian a priori
disusun dengan meletakkan term tengah berada lebih dahulu dari predikat; dan
pada kesimpulan term tengah menjadi sebab dari kebenaran kesimpulan.
Contoh : Sesuatu yang bersifat lahirah
itu fana (Tt-P)
Badan itu sesuatu yang lahiri (S-Tt)
Jadi, badan itu fana’ (S-P)
Sedangkan pembuktian a
posteriori secara ontologi, term tengah ada sesudah realitas kesimpulan; dan
term tengah menunjukkan akibat realitas yang dinyatakan dalam kesimpulan hanya
saja cara pembuktian a posterioris disusun dengan tata silogistik sebagai
berikut:
Contoh : Gigi geligi itu gigi geligi rahang dinasaurus (Tt-S)
Contoh : Gigi geligi itu gigi geligi rahang dinasaurus (Tt-S)
Gigi geligi itu gigi geligi pemakan
tumbuhan (Tt-P)
Jadi, Dinausaurus itu pemakan tumbuhan
(S-P)
Bandingkan tata
silogistik pembuktian a priori dengan a posteriori. Yang apriori di
berangkatkan dari term tengah di hubungkan dengan predikat dan term tengahj
menjadi sebab dari kebenaran kesimpulan; sedangkan yang a posteriori di
berangkatkan dari term tengah di hubungkan dengan subjek, term tengah menjadi
akibat dari realitas dalam kesimpulan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar