Pengertian
Tujuan Pendidikan
Fenomena
pendidikan merupakan masalah penting dalam kehidupan,hal ini dikarenakan
pendidikan tidak dapat terlepas dari berbagai aktifitas yang terjadi dalam
kehidupan. Baik dalam kehidupan keluarga, agama, bangsa dan negara. Penting
untuk kita ketahui bahwa pendidikan adalah unsure yang menentukan maju mundurnya
suatu negara. Mengingat pendidikan itu sangat penting bagi kehidupan bangsa dan
negara, maka hampir semua negara-negara menangani secara langsung
masalah-masalah yang berkaitan dengan pendidikan. Dalam hal ini masing-masing
negara itu menentukan dasar dan tujuan serta pandangan hidup yang
berbeda.
Tujuan
pendidikan adalah salah satu unsur pendidikan berupa rumusan tentang apa yang
harus dicapai oleh peserta didik yang berfungsi sebagai pemberi arah bagi semua
kegaiatan pendidikan. Tujuan pendidikan menjadi pedoman dalam rangka
menentapkan isi pendidikan, metode pendidikan, alat pendidikan dan tolak ukur
dalam rangka melakukan evaluasi terhadap hasil pendidikan.
Menurut M.J.
Lavengeld(1980) bahwa tujuan umum pendidikan adalah kedewasaan atau manusia
dewasa, yaitu manusia yang menentukan sendiri secara mandiri atas tanggung
jawab sendiri. Pengertian lain tentang tujuan umum pendidikan adalah mampu
melaksanakan tuga sdari Tuhan dengan sebaik-baiknya, melaksanakan tugas
kemanusiaan, melaksanakan tuga ssebgai warga negara, mampu melaksanakan tugas
kemasyarakatan, serta mampu melaksnakan tugas sebagai pribadi yang utuh.
Jenis Tujuan
Pendidikan
Di dalam
bukunya Beknopte Theoretische Paedagogiek, Lavengeld mengutarakan tujuan
pendidikan sebagai berikut:
1) Tujuan
Umum
Di sebut
juga tujuan sempurna artinya artinya tujuan yang merupakan sumber bagi tujuan
yang lainnya. Tujuan umum ini akan menjabarkan tujuan-tujuan khusus.
2) Tujuan
Khusus
Merupakan
penjabaran dari tujuan umum yang dirumuskan berdasarkan prinsip-prinsip sebagai
berikut:
a)
Kesanggupan, pembawaan, usia, dan jenis kelamin anak didik.
b)
Lingkungan dan keluarga anak didik.
c)
Tujuan kemasyarakatan bagi si anak.
d)
Kesanggupan pendidik.
e)
Tugas lembaga pendidikan.
f)
Tugas bangsa dan manusia dewasa pada waktu dan tempat tertentu.
3) Tujuan
Insidental
Merupakan
tujuan yang menyangkut suatu peristiwa khusus. Tujuan incidental jauh
hubungannya dengan tujuan umum namun demikian tujuan ini tetap terarahkan juga
kepada pencapaian tujuan umum.
4) Tujuan
Tentatif/Sementara
Tujuan yang
terdapat pada langkah-langkah pencapaian tujuan umum, “atau yang merupakan tempat
pemberhentian dalam perjalanan” dalam rangka mencapai tujuan umum.
5) Tujuan
Tak Lengkap
Adalah
tujuan yang hanya berkenaan dengan salah satu aspek kemmapuan atau dimensi
kehidupan.
6) Tujuan
Intermedier/Perantara
Adalah
tujuan pendidikan yang apabila dapat dicapai menjadi alat atau menjadi jembatan
untuk mencapai tujuan yang lebih luas dan tinggi tingkatannya.
Hierarki
Tujuan Pendidikan
Pengkhususan
tujuan umum pendidikan adalah akan menghasilkan rumusan tujuan naasional.
Tujuan nasional bersifat ideal dan belum operasional. Dalam uapaya
pencapaiannya, tujuan pendidikan nasional perlu dijabarkan lebih lanjut
sehingga bersifat operasional dan mudah dievaluasi. Penjabaran tujuan nasioanl
enghasilkan hirarki tujuan pendidikan sebagai berkut:
a) Tujuan
Pendidikan Nasional
Merupakan
tujuan dari keseluruhan satuan, jenis, dan kegiatan pendidikan, baik pada jalur
penddikan formal, pendidikan non formal, pendidikan informal dalam konteks
pembangunan nasional. Tujuan nasional termaktub dalam UU RI No. 20 Tahun 2003
BAB III Pasal 3.
b) Tujuan
Institusional
Yaitu tujuan
yang seharusnya dicapai oleh lembaga pendidikan tertentu. Tujuan institusional
dijabarkan dan diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Misalnya
tujuan pada jenis pendidikan SMK bertujuan memberikan pendidikan keterampilan
kepada peserta didik.
c) Tujuan
Kurikuler
Yaitu tujuan
bidang study atau mata pelajaran yang di arahkan untuk mencapai tujuan
institusional yang bersangkutan.
d) Tujuan
Pembelajaran Umum
Yaitu tujuan
suatu pokok bahasan dari suatu bidang studiatau mata pelajatan yang diajarkan
di suatu lembaga pendidikan. TPK bersifat spesifik, operasional, dan terukur
yang harus dicapai pada setiap pertemuan pembelajaran.
Taksonomi
Tujuan Pendidikan
Keseluruhan
tujuan pendidikan menurut Benjamin Bloom dkk. dibagi menjadi tiga kawasan atau
domain yaitu kawasan kognitif, afektif, dan psikomotor.
Kawasan
kognitif mencakup kemampuan-kemampuan intelektual mengenai lingkungan. Kawasan
kognitif terdiri atas enam macam kemampuan yang secara hirarkis dari yang
paling sederhana sampai yang palin kompleks adalah sebagai berikut:
·
Pengetahuan, kemampuan mengingat kembali hal-hal yang
telah dipelajari.
·
Pemahaman, yaitu kemampuan menangkap makna atau
arti sesuatu hal.
·
Penerapan, yaitu kemampuan memepergunakan hal-hal yang
telah dipelajari untuk menghadapi siuas-situasi baru yang nyata.
·
Analisis, yaitu kemampuan menjabarkan sesuatu menjadi
bagian-bagian sehingga struktur organisasinya dapat di pahami.
·
Sintesis, yaitu kemampuan memadukan bagian-bagian
menjadi satu kesatuan yang utuh.
·
Penilaian, yaitu kemampuan memberikan harga sesuatu
hal berdasarkan criteria intern dan kelompok atau kriteria ekstern yang ditetapkan
terlebih dahulu.
Kawasan
afektif mencakup lima macam kemampuan emosional yang disusun secara hirarkis
dari yang paling tidak mengikat sampai yang paling mengikat diri pribadinya,
sebagai berikut:
·
Kesadaran, yaitu kemampuan untuk memperlihatkan sesuatu
hal.
·
Partisipasi, yaitu kemampuan untuk ikut serta terlibat
dalam sesuatu hal.
·
Penghayatan nilai, yaitu kemampuan untuk menerima
nilai dan terikat kepadanya.
·
Pengorganisasian nilai, yaitu kemampuan untuk memiliki
system nilai dalam dirinya.
·
Karakterisasi diri, yaitu kemampuan untuk memiliki
pola hidup dimana system nilai yang terbentuk dalam dirinya mampu mengawasi
tingkah lakunya.
Kawasan
psikomotor mencakup kemampuan-kemampuan motorik untuk menggiatkan dan
mengkoordinsi gerakan. Kawasan psikomotor menurut Harrow:
·
Gerakan reflex, yaitu kemampuan tindakan yang terjadi
secara tak sengaja dalam merespon sesuatu perangsang.
·
Gerakan dasar, yaitu kemampuan melakukan pola-pola
gerakan yang bersifat pembawaan dan terbentuk dari kombinasi gerakan-gerakan
reflex.
·
Kemampuan perceptual, yaitu kemampuan menterjemahkan
perangsang yang diterima melalui alat indra menjadi gerakan-gerakan yang tepat.
·
Kemampuan jasmani, yaitu kemampuan dan gerakan dasar
yang merupakan inti untuk memperkembangkan gerakan-gerakan yang terlatih.
·
Gerakan-gerakan terlatih, yaitu gerakan-gerakan
canggih dengan tingkat kemampuan tertentu.
·
Komunikasi non diskursif, yaitu kemampuan melakukan
komunikasi dengan melalui isyarat badan.
Berdasarkan
uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil pendidikan adalah orang yang telah
mengalami peningkatan kualitas kognitif, afektif, dan psikomotor (Redja
Mudyohardjo, 1991).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar