Dalam buku Filsafat Agama:
Titik Temu Akal dengan Wahyu karangan Dr. H. Hamzah Ya’qub
dikatakan bahwa objek filsafat ialah mencari keterangan sedalam-dalamnya. Di
sinilah diketahui bahwa sesuatu yang ada atau yang berwujud inilah yang menjadi
penyelidikan dan menjadi pembagian filsafat menurut objeknya ialah:
a.
Ada Umum
Adalah menyelidiki apa yang
ditinjau secara umum. Dalam realitanya terdapat bermacam-macam yang kesemuanya
mungkin adanya. Dalam bahasa Eropa, Ada Umum ini disebut “Ontologia” yang
berasal dari kata Yunani “Onontos” yang
berarti ada dan dalam bahasa arab sering menggunakan Untulugia dan ilmu kainat.
b.
Ada Mutlak
Adalah sesuatu yang secara
mutlak yakni zat yang wajib adanya, tidak tergantung kepada apa dan siapapun
juga. Adanya tidak berpermulaan dan tidak berpenghabisan dan harus terus ada,
karena adanya dengan pasti. Ia merupakan asal segala sesuatu. Ini disebut
Tuhan. Dalam bahasa Yunani disebut “Theodicea” dan dalam bahasa arab “Ilah atau Allah”.
c.
Comologia
Yaitu filsafat yang mencari
hakikat alam, dipelajari apakah sebenarnya alam dan bagaimanakah hubungannya
dengan Ada Mutlak. Cosmologia ini
ialah filsafat alam yang menerangkan bahwa adanya alam adalah tidak mutlak,
alam dan isinya adanya itu karena dimungkinkan Allah. Ada tidak mutlak, mungkin
ada dan mungkin lenyap sewaktu-waktu pada suatu masa.
d.
Antropologia
Antropolgia (Filsafat
Manusia), karena manusia termasuk ada yang tidak mutlak, maka juga menjadi
objek pembahasan. Apakah manusia itu sebenarnya, apakah kemampuan-kemampuannya
dan apakah pendorong tindakannya. Semua ini diselidiki dan dibahas dalam Antropolgia.
e.
Etika
Adalah filsafat yang
menyelidiki tingkah laku manusia. Betapakah tingkah laku manusia yang dipandang
baik dan buruk serta tingkah laku manusia mana yang membedakannya dengan
lain-lain makhluk.
f.
Logika
Logika ialah filsafat akal
budi dan biasanya juga disebut mantiq. Akal
budi adalah yang terpenting dalam penyelidikan manusia untuk mengetahui
kebenaran. Tanpa kepastian tentang logika, maka semua penyelidikan tidak
mempunyai kekuatan dasar. Tegasnya tanpa akal budi maka tidak akan ada
penyelidikan. Oleh karena itu, dipersoalkan apakah manusia mempunyai akal budi
dan dapatkah akal budi itu mencari kebenaran. Dengan segera timbul pula soal,
apakah kebenaran itu dan sampai dimanakah kebenaran dapat ditangkap oleh akal
budi manusia. Maka penyelidikan akal budi itu disebut Filsafat Akal Budi atau Logika.Penyelidikan bahan dan
aturan berpikir disebut ilogica minor, adapun yang menyelidiki isi
berpikir disebut logica mayor. Filsafat akal budi ini disebut epistimologi dan
ada pula yang menyebut Critia, sebab
akal yang menyelidiki akal.
Adapun objek Filsafat Islam ialah
objek kajian filsafat pada umumnya yaitu realitas, baik yang material maupun
yang ghaib. Perbedaanya terletak pada subjek yang mempunyai komitmen Qur’anik. Dalam
hubungan ini objek kajian filsafat dalam tema besar adalah Tuhan, alam, manusia
dan kebudayaan. Tema besar itu hendaknya dapat dijabarkan lebih spesifik sesuai dengan
perkembangan zaman, sehingga dapat ditarik benang merah dari perkembangan
sejarah pemikiran kefilsafatan yang hingga sekarang. Setiap zaman mempunyai
semangatnya sendiri-sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar