Minggu, 04 Desember 2016

Penyelidikan dan Pembagian Filsafat Menurut Objeknya

Dalam buku Filsafat Agama: Titik Temu Akal dengan Wahyu karangan Dr. H. Hamzah Ya’qub dikatakan bahwa objek filsafat ialah mencari keterangan sedalam-dalamnya. Di sinilah diketahui bahwa sesuatu yang ada atau yang berwujud inilah yang menjadi penyelidikan dan menjadi pembagian filsafat menurut objeknya ialah:
a.       Ada Umum
Adalah menyelidiki apa yang ditinjau secara umum. Dalam realitanya terdapat bermacam-macam yang kesemuanya mungkin adanya. Dalam bahasa Eropa, Ada Umum ini disebut Ontologia yang berasal dari kata Yunani Onontos yang berarti ada dan dalam bahasa arab sering menggunakan Untulugia dan ilmu kainat.
b.      Ada Mutlak
Adalah sesuatu yang secara mutlak yakni zat yang wajib adanya, tidak tergantung kepada apa dan siapapun juga. Adanya tidak berpermulaan dan tidak berpenghabisan dan harus terus ada, karena adanya dengan pasti. Ia merupakan asal segala sesuatu. Ini disebut Tuhan. Dalam bahasa Yunani disebut Theodicea dan dalam bahasa arab “Ilah atau Allah.
c.       Comologia
Yaitu filsafat yang mencari hakikat alam, dipelajari apakah sebenarnya alam dan bagaimanakah hubungannya dengan Ada Mutlak. Cosmologia ini ialah filsafat alam yang menerangkan bahwa adanya alam adalah tidak mutlak, alam dan isinya adanya itu karena dimungkinkan Allah. Ada tidak mutlak, mungkin ada dan mungkin lenyap sewaktu-waktu pada suatu masa.
d.      Antropologia
Antropolgia (Filsafat Manusia), karena manusia termasuk ada yang tidak mutlak, maka juga menjadi objek pembahasan. Apakah manusia itu sebenarnya, apakah kemampuan-kemampuannya dan apakah pendorong tindakannya. Semua ini diselidiki dan dibahas dalam Antropolgia.
e.       Etika
Adalah filsafat yang menyelidiki tingkah laku manusia. Betapakah tingkah laku manusia yang dipandang baik dan buruk serta tingkah laku manusia mana yang membedakannya dengan lain-lain makhluk.
f.       Logika
Logika ialah filsafat akal budi dan biasanya juga disebut mantiq. Akal budi adalah yang terpenting dalam penyelidikan manusia untuk mengetahui kebenaran. Tanpa kepastian tentang logika, maka semua penyelidikan tidak mempunyai kekuatan dasar. Tegasnya tanpa akal budi maka tidak akan ada penyelidikan. Oleh karena itu, dipersoalkan apakah manusia mempunyai akal budi dan dapatkah akal budi itu mencari kebenaran. Dengan segera timbul pula soal, apakah kebenaran itu dan sampai dimanakah kebenaran dapat ditangkap oleh akal budi manusia. Maka penyelidikan akal budi itu disebut Filsafat Akal Budi atau Logika.Penyelidikan bahan dan aturan berpikir disebut ilogica minor, adapun yang menyelidiki isi berpikir disebut logica mayor. Filsafat akal budi ini disebut epistimologi dan ada pula yang menyebut Critia, sebab akal yang menyelidiki akal.
Adapun objek Filsafat Islam ialah objek kajian filsafat pada umumnya yaitu realitas, baik yang material maupun yang ghaib. Perbedaanya terletak pada subjek yang mempunyai komitmen Qur’anik. Dalam hubungan ini objek kajian filsafat dalam tema besar adalah Tuhan, alam, manusia dan kebudayaan. Tema besar itu hendaknya dapat dijabarkan lebih spesifik sesuai dengan perkembangan zaman, sehingga dapat ditarik benang merah dari perkembangan sejarah pemikiran kefilsafatan yang hingga sekarang. Setiap zaman mempunyai semangatnya sendiri-sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar