Minggu, 25 Desember 2016

Ilmu Filsafat Menurut Al-Qur’an

Katakanlah: “Kalau sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula). Ayat ini menggambarkan betapa luas kandungan ilmu-ilmu yang diturunkan Allah baik yang terdapat dalam ayat-ayat Qur’aniah maupun dalam ayat-ayat kauniah. Oleh karena itu, tidak heran jika para ulama dan para filosof muslim sejak zaman dahulu menjadikan al-Qur’an sebagai sumber ilmu pengetahuan. Para filosof muslim telah mengajukan berbagai argumen bahwa al-Qur’an bukan hanya tidak bertentangan tetapi justru sesuai dengan konsep-konsep pemikiran filsafat, bahkan ia menjadi sumber berbagai ilmu pengetahuan.
Dalam paradigma filsafat, konsep ilmu dapat diklasifikasi dalam tiga dimensi, yaitu: pertama, dimensi epistemologis, yakni kajian filsafat dari aspek bagaimanacara memperoleh ilmu pengetahuan. Bagian filsafat ini disebut teori ilmu pengetahuan, yaitumetodologi untuk mendapatkan ilmu pengetahuan, atau cara mendapatkan pengetahuan yang benar. kedua, dimensi ontologis, yakni cabang filsafat yang membahas tentang objekkajian ilmu pengetahuan, atau hakikat segala yang menjadi kajian ilmu. Dan ketiga, dimensiaksiologis, yakni cabang filsafat yang membahas tentang tujuan dan nilai guna serta nilaimanfaat ilmu pengetahuan. Bagian filsafat ini lebih dikenal dengan teori nilai. Bertitik tolak dari kerangka teori di atas, maka permasalahan yang akan dianalisis dalam tulisan ini adalah bagaimana epistemologi ilmu menurut al-Qur’an, apa ontologi ilmumenurut al-Qur’an, dan untuk apa aksiologi ilmu dalam perspektif al-Qur’an.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar