Katakanlah: “Kalau sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis)
kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh
habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula). Ayat ini
menggambarkan betapa luas kandungan ilmu-ilmu
yang diturunkan Allah baik yang terdapat dalam ayat-ayat Qur’aniah maupun dalam ayat-ayat kauniah. Oleh karena itu, tidak heran jika
para ulama dan para filosof muslim sejak zaman dahulu
menjadikan al-Qur’an sebagai sumber ilmu pengetahuan. Para filosof muslim telah mengajukan berbagai argumen bahwa
al-Qur’an bukan hanya tidak bertentangan tetapi
justru sesuai dengan konsep-konsep pemikiran filsafat, bahkan ia menjadi sumber berbagai ilmu pengetahuan.
Dalam paradigma filsafat, konsep ilmu dapat diklasifikasi dalam tiga
dimensi, yaitu: pertama, dimensi epistemologis, yakni kajian
filsafat dari aspek bagaimanacara memperoleh ilmu pengetahuan. Bagian filsafat
ini disebut teori ilmu pengetahuan, yaitumetodologi untuk mendapatkan ilmu
pengetahuan, atau cara mendapatkan pengetahuan yang benar. kedua,
dimensi ontologis, yakni cabang filsafat yang membahas tentang objekkajian ilmu
pengetahuan, atau hakikat segala yang menjadi kajian ilmu. Dan ketiga,
dimensiaksiologis, yakni cabang filsafat yang membahas tentang tujuan dan nilai
guna serta nilaimanfaat ilmu pengetahuan. Bagian filsafat ini lebih dikenal
dengan teori nilai. Bertitik tolak dari kerangka teori di atas, maka
permasalahan yang akan dianalisis dalam tulisan ini adalah bagaimana
epistemologi ilmu menurut al-Qur’an, apa ontologi ilmumenurut al-Qur’an, dan
untuk apa aksiologi ilmu dalam perspektif al-Qur’an.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar