Apakah filsafat itu ?
Filsafat itu adalah yaitu
Berfilsafat itu ya mengajukan
pertanyaan
Namun dari itu semua juga
Bahwa ada juga yang harus dimiliki
oleh seorang filosof yaitu “takjub keheningan”.
Apakah Filsafat itu ?
Menurut
Bertrand Russel Filsafat adalah tidak lebih dari suatu usaha untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan terakhir, tidak secara dangkal atau dogmatis seperti yang
kita lakukan pada kehidupan sehari-hari atau bahkan dalam kebiasaan ilmu
pengetahuan. Akan tetapi secara kritis, dalam arti: setelah segala sesuatunya
diselidiki problem-problem apa yang dapat ditimbulkan oleh
pertanyaan-pertanyaan yang demikian itu dan setelah kita menjadi sadar dari
segala kekaburan dan kebingungan, yang menjadi dasar bagi pengertian kita
sehari-hari.
Sedangkan
menurut Alfred Ayer Filsafat adalah pencarian akan jawaban atas sejumlah
pertanyaan yang sudah ada sejak zaman Yunani dalam hal-hal pokok yang tetap
sama. Pertanyaan-pertanyaan mengenai apa yang dapat kita ketahui dan bagaimana
kita dapat mengetahuinya, hal-hal apa yang ada dan bagaimana hubungannya satu
sama lain. Selanjutnya mempermasalahkan pendapat-pendapat yang telah diterima,
mencari ukuran-ukuran dan menguji nilainya; apakah asumsi-asumsi dari pemikiran
ini dan selanjutnya memeriksa apakah hal-hal itu berlaku.
Yang Harus Dimiliki Oleh Seorang
Filosof
Hal pertama
yang harus dimiliki oleh seorang filosof adalah takjub keheningan. Menjadi
filsuf sebagai ikhtiar membeningkan cara pandang dimulai dengan pengakuan akan kekebalan,
seperti yang dikemukakan Socrates saya tahu bahwa saya tak tahu apa-apa. Lewat
kesadaran inilah kemudian kita berusaha untuk memahami kata-kata, memahami
kembali peristiwa-peristiwa akan kebiasaan-kebiasaan yang sudah dianggap lazim.
Pengakuan akan kekebalan secara otomatis akan menggiring kita pada kesadaran
cinta pada kearifan, pada kebenaran. Suatu kecintaan yang akan mengarahkan kita
untuk tidak sekedar menjadi kanak-kanak yang terus bertanya dengan sedikit rasa
tanggung jawab.
Kaitan
antara sikap dan tujuan filsafat ini (takjub berkeheningan, pemahaman
kata-kata, pengakuan kebebalan dan cinta kealiman) berhubungan dengan empat
unsur utama dalam filsafat. dua unsure pertama bersifat teoritis yaitu
metafisika dan logika. sedang dua unsure lainnya bersifat praktis yaitu
ontologi dan ilmu. Berfilsafat adalah mengajukan pertanyaan, dan pertanyaan
yang menjadi dasar dari unsure filsafat ialah:
Metafisika : Apa yang merupakan
realitas puncak ?
Logika : Bagaimana kita memahami
makna kata-kata ?
Ontologi : Apa Makna ada ?
Ilmu : Di mana garis batas
pengetahuan ?
Sekarang
mari kita lihat kembali tokoh filsafat di awal munculnya filsafat, lahirnya
filsafat di awali pada abad ke-6 SM. Dimana Periode pertama ialah periode
Filsafat Yunani Kuno, yang mana masa ini terbagai lagi dalam beberapa tahap.
Zaman pra-Sokrates atau disebut dengan filsuf alam tokohnya filsafatnya seperti
Thales, Anaximander, Anaximenes, Pythagoras dan lain-lain yang mengajukan
pertanyaan tentang pertanyaan asal-muasal.
Kemudian berlanjut pada zaman Sokrates yang mengajukan pertanyaan tentang pertanyaan yang melahirkan kesadaran, Plato yang mengajukan pertanyaan tentang pertanyaan untuk menemukan dunia ide dan Aristoteles yang bertanya berdasar pada yang konkret.
Kemudian berlanjut pada zaman Sokrates yang mengajukan pertanyaan tentang pertanyaan yang melahirkan kesadaran, Plato yang mengajukan pertanyaan tentang pertanyaan untuk menemukan dunia ide dan Aristoteles yang bertanya berdasar pada yang konkret.
“Hidup yang
tidak pernah direfleksikan adalah hidup yang tak pantas dijalani.” Dengan
kata-kata tersebut salah seorang Philosofos yang terkenal bernama Socrates
pergi keberbagai macam tempat dan bertanya kepada orang untuk menemukan
kebenaran sejati, kebenaran yang dapat ditemukan oleh setiap orang asal ia mau
bertanya dan bertanya.
Disela-sela
pengajian bersama seorang Syeikh dari Timur-Tengah, penulis menyimak dengan
seksama dan beliau mengatakn orang tidak pernah berhasil dalam belajar ialah
orang yang malu dan orang yang sombong. Malu disinilah ialah malu bertanya
tentang pelajaran sehingga wawasan pengetahuan itu tidak bertambah karena malu
bertanya.
Masih adakah
mahasiswa yang malu bertanya dalam hal pelajaran, jika masih malu lepaskanlah
baju malu itu dan jadilah seorang pemikir yang kritis dengan mengajukan
berbagai macam pertanyaan, dari pertanyaan-pertanyaan itulah kita dapat
menambah wawasan dan ilmu pengetahuan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar