Sebenernya untuk apa
sih filsafat itu? Bahkan nih, dalam pendidikan juga ada yang namanya filsafat
pendidikan lho… trus ada nih sebuah pertanyaan yang muncul dalam benak berikut:
“Orang berfilsafat itu selalu berpikir, tapi apakah orang berpikir itu selalu
berfilsafat?” mau tahu pembahasannya, yuk lanjut membacanya ya…
Filsafat itu sebenarnya
berasal dari bahasa Yunani Kuno, yaitu dari kata “philos” yang berarti cinta
yang sangat dalam dan “Sophia” yang berarti kearifan atau kebijakan. Jadi,
filsafat secara harfiah yaitu cinta yang sangat mendalam terhadap kearifan atau
kebijakan. Pada hakekatnya, filsafat itu dimulai dengan rasa ingin tahu dan
dengan rasa ragu-ragu. Berfilsafat didorong untuk mengetahui apa yang telah
diketahui dan apa yang belum diketahui. Adapun karakteristik berpikir filsafat
adalah sifat menyeluruh. Seorang ilmuwan tidak puas hanya mengenal ilmu dari
segi pandang ilmu itu sendiri, tapi ingin melihat hakikat ilmu dalam konstelasi
pengetahuan yang lainnya.
Dengan demikian, kita
dapat menjawab pertanyaan “Orang berfilsafat itu selalu berpikir, tapi apakah
orang berpikir itu selalu berfilsafat?”. Belum tentu karena sebagaimana kita
ketahui bahwa filsafat itu muncul dengan adanya rasa ingin tahu dan rasa ragu –
ragu, sehingga orang yang berfilsafat itu akan selalu berpikir terhadap apa
yang ingin diketahuinya dan berpikir untuk menjawab rasa ragu – ragu yang
muncul. Dalam hal ini, orang yang berfilsafat akan berpikir secara kritis untuk
menjawab keingintahuannya dengan menggunakan kemampuan pikirnya.
Filsafat mencoba
mengerti, menganalisis, menilai, dan menyimpulkan semua persoalan-persoalan
dalam jangkauan rasio manusia, secara kritis, rasional dan mendalam. Adapun
kesimpulan-kesimpulan filsafat manusia yang selalu cenderung memiliki watak
subjektivitas. Sedangkan orang yang berpikir tidak selalu berfilsafat, hal ini
terjadi karena orang yang berpikir tidak selalu mencoba mengerti, menganalisis,
menilai, dan menyimpulkan persoalan–persoalan yang ada secara kritis. Selain
itu, orang yang berpikir pada umumnya hanya memikirkan sesuatu itu hanya
sebatas angan – angan saja dan tidak direalisasikan secara aktual.
Di sisi lain, filsafat
itu juga memberikan dapat beberapa manfaat, yaitu : 1. Mendidik dan membangun
diri. 2. Memberikan kebiasaan dan kepandaian untuk melihat dan memecahkan
problem sehari-hari 3. Memberikan pandangan yang luas, membendung akuisme dan
akusentrisme. 4. Latihan untuk berpikir sendiri 5. Memberikan dasar-dasar baik
untuk kehidupan pribadi maupun untuk ilmu-ilmu pengetahuan lainnya. Bahkan,
dalam pendidikan mengkaji pula filsafat.
Nah, yang muncul dalam
benak ini pula adalah “mengapa pendidikan juga mengkaji filsafat?” Pada
hakekatnya, filsafat dengan pendidikan itu memiliki hubungan yang sangat erat.
Hal ini ditunjukkan dengan adanya kenyataan bahwa persoalan – persoalan utama
dalam filsafat merupakan landasan utama dalam pendidikan. Seperti siapa
manusia, mau kemana manusia, untuk apa manusia hidup yang akan dijadikan landasan
untuk menentukan kebijakan–kebijakan dalam pendidikan. Selain itu, dalam
pendidikan, filsafat juga dapat memberikan arah, tujuan, menjadi dasar atau
landasan dalam merancang program pendidikan, dan menjadi acuan dalam
mengevaluasi pendidikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar