Ontologi adalah cabang filsafat yang membahas tentang hakikat ilmu
pengetahuan. Dalam kaitan ini, perbincangan tentang hakikat ilmu pengetahuan
dan struktur ilmu pengetahuan merupakan keniscayaan. Sementara menurut
Noeng Muhadjir, ontologi membahas segala yang ada secara universal, yaitu
berusaha mencari inti yang terkandung dalam setiap kenyataan yang meliputi
segala realitas dalam semua bentuknya. Dengan demikian, ontologi membahas
pertanyaan “apa objek pengetahuan”, “bagaimana wujud hakiki dari objek
pengetahuan tersebut”, dan “dalam konteks apa objek pengetahuan tersebut diperlukan
manusia?”
Objek kajian ilmu adalah segala yang ada (realitas empirik), sementara
objek kajian filsafat adalah segala yang ada dan mungkin ada (al-wujud wa
yumkin al-wujud). Adapun yang dimaksud segala yang ada adalah realitas
fisik, sedangkan yang mungkin ada adalah realitas metafisik (non empirik).28
Sebagai contoh, ketika manusia mati, ilmu menyatakan bahwa kematian terjadi
karena disfungsi organ vital seperti jantung, hati, paru-paru atau otak.
Tidak ada penjelasan
lain setelah peristiwa kematian selain wujud fisik manusia itu secara perlahan
akan mengalami pembusukan, kemudian dalam jangka yang panjang akan berubah kembali
menjadi tanah. Filsafat meyakini ada realitas lain di balik kematian manusia,
yaitu berpindahnya ruh dari jasad fisik ke alam meta fisik. Kematian bukan
akhir dari kehidupan manusia melainkan satu tahapan peristiwa yang akan
dilewati oleh setiap orang untuk memasuki kehidupan yang kekal. Inilah hakikat
yang mungkin ada, dikatakan mungkin karena akal manusia hanyadapat memprediksi
dan tidak dapat membuktikannya secara empirik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar