Minggu, 25 Desember 2016

Ontologi Ilmu Menurut Al-Qur’an

Ontologi adalah cabang filsafat yang membahas tentang hakikat ilmu pengetahuan. Dalam kaitan ini, perbincangan tentang hakikat ilmu pengetahuan dan struktur ilmu pengetahuan merupakan keniscayaan. Sementara menurut Noeng Muhadjir, ontologi membahas segala yang ada secara universal, yaitu berusaha mencari inti yang terkandung dalam setiap kenyataan yang meliputi segala realitas dalam semua bentuknya. Dengan demikian, ontologi membahas pertanyaan “apa objek pengetahuan”, “bagaimana wujud hakiki dari objek pengetahuan tersebut”, dan “dalam konteks apa objek pengetahuan tersebut diperlukan manusia?”
Objek kajian ilmu adalah segala yang ada (realitas empirik), sementara objek kajian filsafat adalah segala yang ada dan mungkin ada (al-wujud wa yumkin al-wujud). Adapun yang dimaksud segala yang ada adalah realitas fisik, sedangkan yang mungkin ada adalah realitas metafisik (non empirik).28 Sebagai contoh, ketika manusia mati, ilmu menyatakan bahwa kematian terjadi karena disfungsi organ vital seperti jantung, hati, paru-paru atau otak.
Tidak ada penjelasan lain setelah peristiwa kematian selain wujud fisik manusia itu secara perlahan akan mengalami pembusukan, kemudian dalam jangka yang panjang akan berubah kembali menjadi tanah. Filsafat meyakini ada realitas lain di balik kematian manusia, yaitu berpindahnya ruh dari jasad fisik ke alam meta fisik. Kematian bukan akhir dari kehidupan manusia melainkan satu tahapan peristiwa yang akan dilewati oleh setiap orang untuk memasuki kehidupan yang kekal. Inilah hakikat yang mungkin ada, dikatakan mungkin karena akal manusia hanyadapat memprediksi dan tidak dapat membuktikannya secara empirik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar